Alam jin: Agama Islam telah sempurna dan tidak boleh untuk ditambah-tambah

Bab kedua

Kaidah-kaidah syari'at

Selanjutnya kita melihat muqaddimah yang kedua tentang qawa'idusy syara' (kaidah-kaidah agama).

Kaidah pertama:

Firman Allah Jalla wa 'Ala dalam surah al-Maa-idah ayat 3:

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu."

Ayat yang mulia ini menjelaskan kepad kita sebagai mukmin, bahwa Dinullah (agama Allah), syari'at yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah kamil (sempurna) dan tidak perlu ditambah dan dikurangi lagi. Siapa saja yang memberikan satu ziyadah (tambahan) yang tidak ada asal usulnya dari syari'at ini, maka tidak dapat tidak, baik secara sengaja atau tidak sengaja, secara langsung atau tidak secara langsung, dia telah membantah ayat yang mulia ini.

Ayat ini pun menjelaskan kepada kita bahwa tidak ada satupun masalah yang bersangkutan dengan agama ini yang tidak dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada satupun yang disembunyikan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sehingga beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Tidak ada sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke Surga dan menjauhkan (kamu) dari Neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan." (29)

Bacalah hadits-haditsnya dalam salah satu tulisan saya dengan judul Kesempurnaan Islam atau di salah satu kaset saya yang telah beredar tentang Kesempurnaan Islam.

Dengan demikian tidak boleh memberikan ziyadah (tambahan) ke dalam agama ini. Imam Malik rahimahullaah berkata:

"Barangsiapa yang mengerjakan satu bid'ah yang dia anggap bid'ah itu baik, sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengkhianati risalah."

Karena Allah telah berfirman:

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu..." (Qur-an Surah al-Maa-idah: ayat 3)

Maka apa-apa yang tidak menjadi agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi agama pada hari ini." (30)

Perkataan ini menjadi kaidah yang sangat besar sekali yang wajib dipahami oleh setiap muslim, bahwa agama ini telah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Dan segala sesuatu telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sehingga dengan kaidah ini, para pembaca dapat menyimpulkan sendiri apabila telah membaca buku Dialog dengan jin Muslim ini dan merujuk kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, kemudian menemukan hal-hal yang tidak ada keterangannya dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, maka semua itu hanyalah ziyadah (tambahan-tambahan) yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Bersambung...

===

(29) Hadits shahih riwayat Imam ath-Thabrani dan yang lainnya, lihat takhrijnya secara panjang lebr dalam kitab al-Masaa-il jilid 1 halaman 77.

(30) Perkataan Imam Malik ini tertera dalam kitab al-I'tisham karya Imam asy-Syathibi 1/39 dan juga telah disebutkan dalam kitab as-Sunan wal Mubtada'aat halaman 7 karya Imam asy-Syaqiri, sebagai nukilan dari perkataan Imam Ibnu Qudamah dalam kitab Dazammut Ta'wil. Dan juga telah disebutkan oleh Syaikh Jamal bin Ahmad bin as-Sirbadi dalam kitab Wujub Luzumil Jama'ah wa Tarkit Tafarruq halaman 147, lihat keterangannya dalam Risalah Bid'ah karya penulis pada halaman 9-10.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Jin bertempat tinggal

Bab pertama

Alam jin

Kesepuluh:

Syaithan juga bermalam dan bertempat tinggal (27), adakalanya mereka tinggal di rumah-rumah kita. Tetapi kita tidak perlu merasa takut, sebab Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, "Apabila seseorang masuk ke rumahnya dengan menyebut nama Allah (bismillah)..." (28)

Ini adalah suatu pelajaran yang sangat tinggi, yaitu menyebut nama Allah ketika masuk rumah yang mengakibatkan syaithan atau jin yang kufur tidak bisa bermalam di rumah kita. Kalau kita tidak mengucapkan asma Allah tatkala masuk ke rumah, jin yang kufur atau syaithan akan bermalam di rumah kita. Demikian juga apabila seseorang makan atau minum tidak mengucapkan bismillah maka syaithan ikut makan bersamanya.

Cukuplah beberapa keterangan tentang alam jin ini dan masih banyak lagi yang lainnya. Tentu akan berkepanjangan kalau saya terus menerus menerangkannya. Ini hanyalah sekedar muqaddimah, dan selebihnya bacalah ayat-ayat al-Qur-an dan as-Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beserta penjelasan para 'ulama tentang masalah alam jin ini.

===

(28) Maksudnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim nomor 2020 yang telah berlalu keterangannya sebelum ini.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Jin makan dan minum

Bab pertama

Alam jin

Kesembilan:

Bangsa jin itu juga makan seperti kita (25), hanya saja makanannya tidak sama dengan makanan kita dan adakalanya dia mencuri makanan kita sebagaimana syaithan mencuri makanan zakat dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam untuk menjaganya. Dan sebagian Shahabat yang lainnya radhiyallaahu 'anhum yang diamanatkan sesuatu, akan tetapi kemudian berkurang dan berkurang terus, karena dicuri oleh jin (26), karena jin mempunyai sifat suka mencuri.

===

(25) Di antara makanan mereka adalah:

1. Tulang dan kotoran, berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari nomor 3647:
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, bahwasanya ia pernah bersama dengan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membawa seember (air) untuk keperluan wudhu' dan buang hajat beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maka tatkala ia mengikuti beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Siapa itu?" Ia menjawab, "Aku Abu Hurairah." Maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Carikan aku beberapa batu untuk aku gunakan bersuci dan jangan kamu bawakan tulang dan kotoran binatang kepadaku." Maka aku membawakan untuk beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam batu-batu yang aku bawa dengan ujung (kain) pakaianku, kemudian aku letakkan di samping beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, kemudian aku pergi. Setelah beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selesai, aku berjalan (menuju beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan bertanya), "Ada apa dengan tulang dan kotoran?" Maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Keduanya termasuk dari makanan jin..."

2. Makanan manusia yang tidak menyebut nama Allah, berdasarkan hadits dalam kitab Shahih Muslim nomor 2018:
Dari Jabir bin 'Abdillah radhiyallaahu 'anhu, sesungguhnya ia pernah mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Bila seseorang masuk rumahnya, lalu menyebut nam Allah ketika masuk dan ketika makan, maka syaithan berkata (kepada kelompoknya), 'Tidak ada penginapan bagi kamu dan tidak ada makanan malam bagi kamu.' Jika seseorang itu masuk rumahnya dan tidak menyebut nama Allah, maka syaithan berkata (kepada kelompoknya), 'Kamu mendapatkan penginapan.' Dan jika seseorang tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka syaithan berkata (kepada kelompoknya), 'Kamu akan mendapatkan penginapan dan makanan untuk malam'."

3. Minuman terlarang, seperti minuman yang memabukkan, berdasarkan firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan."
(Qur-an Surah al-Maa-idah: ayat 90)

Masih ada lagi beberapa macam makanan dan minuman jin. Silahkan lihat lengkapnya dalam kitab 'Alamul jinni wa syayathiin karya DR. Sulaiman al-Asyqar di beberapa tempat, di antaranya halaman 25-27, dan halaman 77.

(26) Maksudnya adalah kisah Ubay bin Ka'ab radhiyallaahu 'anhu yang tercantum dalam kitab Sunanul Kubra karya Imam an-Nasaa-i dan lain-lain, dengan lafazh berikut:
Dari Ubay bin Ka'ab radhiyallaahu 'anhu, bahwasanya Ubay pernah menjaga penjemuran kurma dan ia mendapatinya mengurang (terus), maka dia pun menjaganya (dengan seksama), dia pun mendapati seekor binatang yang menyerupai seorang anak kecil yang sudah baligh. (Ubay) berkata: Aku mengucapkan salam kepadanya, maka ia pun menjawab salamku, maka aku bertanya, "Siapa kamu, jin atau manusia?" Ia menjawab, "Jin." Ia berkata, "Peganglah tanganku." Maka aku pun memegang tangannya. Ternyata tangannya adalah tangan anjing dan bulu anjing, ia berkata, "Beginilah bentuk rupa jin," ia berkata, "Aku telah mengetahui bahwa pada bangsa jin ada yang lebih daripada aku." Ubay berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu berbuat seperti itu?" Ia menjawab, "Telah sampai (berita) kepada kami bahwa engkau adalah orang yang suka bershadaqah, maka kami ingin mendapatkan bagian dari makananmu." Maka Ubay bertanya lagi, "Apa yang dapat menjaga kami dari kamu?" Ia menjawab, "Ayat ini (yaitu) ayat kursi." Kemudian Ubay pergi (menemui) Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan mengabarkan kejadian tersebut (kepada beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam), maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun bersabda, "Benarlah si khabits (yang buruk)."
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam an-Nasaa-i dalam kitab Sunanul Kubra dan dalam kitab 'Amalul Yaum wal Lailah nomor 966-967, Imam ath-Thabrani dalam kitab Mu'jamul Kabir 1/201 nomor 541, Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak dan yang lainnya, lihat juga keterangan yang lengkap dari al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab Fat-hul Bari 4/489.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Jin ada yang laki-laki dan ada yang perempuan

Bab pertama

Alam jin

Kedelapan:

Bahwa jin atau syaithan itu ada yang laki-laki dan ada yang perempuan dan mereka sama dengan kita, kawin dan bercampur antara laki-laki dan perempuan. Dalilnya adalah ayat al-Qur-an dalam surah al-Jin ayat 6:

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."

Sebagaimana telah diisyaratkan sebelum ini dan juga hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau akan masuk jamban, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdo'a:

اَللّهُمَّ اِنىِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari jin yang laki-laki dan yang perempuan. (23)

Hadits di atas menjelaskan apabila kita hendak masuk jamban, buang air kecil atau buang air besar, disyari'atkan untuk mengucapkan do'a tersebut, untuk memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan laki-laki dan perempuan, dari jin laki-laki dan perempuan yang jahat itu. Yang menunjukkan bahwa jin atau syaithan ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan dan mereka pun bercampur (jimak). Hanya saja syaithan atau jin yang kufur itu bercampurnya di tengah-tengah jalan, yang terlihat oleh sesama mereka, tidak terlihat oleh kita. Salah satu hikmahnya adalah tersembunyinya perbuatan itu dari pandangan mata kita, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan lain-lain dengan sanad yang dha'if dari jalan Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, akan tetapi hadits ini menjadi hasan, karena beberapa syawahidnya. (24)

===

(23) Hadits muttafaq 'alaihi, Imam al-Bukhari nomor 132 dan 5962, dan Imam Muslim nomor 375 dan yang lainnya.

(24) Sepertinya penulis mengisyaratkan kepada hadits Asma binti Yazid dengan lafazh sebagai berikut:
Dari Asma binti Yazid, sesungguhnya dia sedang berada di sisi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan gerombolan laki-laki dan wanita berkumpul di sisinya, maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda (kepada mereka), "Sepertinya ada seorang laki-laki yang menceritakan apa yang ia kerjakan dengan isterinya dan sepertinya ada seorang wanita yang menceritakan apa yang ia kerjakan bersama suaminya," orang-orang itu pun merendahkan (suara mereka), maka aku berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, mereka para wanita benar-benar telah melakukannya dan mereka kaum laki-laki pun benar-benar telah melakukannya." Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah kamu melakukannya, karena perbuatan itu seperti perbuatan syaithan (laki-laki) yang bertemu dengan syaithan wanita, maka dia pun menyetubuhinya dan orang-orang melihatnya."
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 16/22 nomor 237 -kitab Fathur Rabbani-, dan Imam ath-Thabrani dalam kitab Mu'jamul Kabir 24/162 nomor 414, dan al-Hafizh al-Haitsami dalam kitab Majma'uz Zawaid 4/294 berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabrani dan di dalamnya ada (perawi yang bernama) Syahr bin Hausyab dan haditsnya hasan. Padanya ada kelemahan." Wallaahu a'lam.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Kesurupan jin

Bab pertama

Alam jin

Ketujuh:

Manusia itu dapat dirasuki oleh jin, dengan kata lain "kesurupan".

Kesurupan itu betul ada (19), yakni seseorang yang tubuhnya dimasuki oleh jin, sehingga dia berbicara dengan bahasa dan suara yang lain, tingkah laku yang lain dan seterusnya. Itu adalah 'aqidah (keyakinan) ahlus Sunnah wal jama'ah, yang menyalahi 'aqidah ahlul bida' wal iftiraq (ahli bid'ah dab perpecahan), yaitu kaum mu'tazilah (20) yang mengingkari bahwa manusia itu bisa dirasuki oleh jin.

Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda, "Syaithan itu berjalan ke tubuh manusia mengikuti perjalanan darah." (21) Dalil para 'ulama kita ada firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 275:

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya."

Sayaa berkata: Kata "al-Mass" dalam ayat di atas berarti sentuhan dan masukan. Dari sinilah kemudian ditafsirkan oleh para 'ulama kita bahwa syaithan atau jin dapat memasuki tubuh manusia dan mempengaruhinya melalui ucapan maupun tindakan (22).

Yang perlu kita ketahui, bahwa zaman sekarang banyak orang bertingkah laku seperti orang kesurupan tetapi sebenarnya tidak kesurupan. Karena apabila manusia mengalami kegoncangan dan beban yang berat, terkadang bisa berubah ucapan maupun perbuatannya menyerupai orang kesurupan. Adakalanya dia pura-pura kesurupan dan yang seperti ini banyak sekali. Ini sekedar komentar untuk menjelaskan bahwa tidak semua keanehan yang terjadi di antara kita disebut kesurupan.

===

(19) Kesurupan jin itu harus diyakini kebenarannya, berdasarkan dalil dari al-Qur-an, Sunnah dan dalil musyahadah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dan tidak ada perselisihan di antara para imam-imam kaum muslimin dalam hal ini, sebagaimana yang ditegaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu' Fatawa 19/12.

(20) Yakni segolongan dari kaum mu'tazilah saja, seperti al-Jabaa-iy dan Abu Bakar ar-Raaziy, lihat kitab 'Alamul jin wa syayathiin, karya Dr. Sulaiman al-Asyqar halaman 78.

(21) Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari nomor 3281 dan 7171 dan Imam Muslim nomor 2170, dengan lafazh sebagai berikut:
Dari Anas radhiyallaahu 'anhu, sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersama seorang isteri beliau, maka berlalulah seseorang di hadapannya, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun memanggilnya dan orang itu pun mendatangi beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Maka beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkata kepadanya, "Ini adalah isteriku fulanah", kemudian orang itu berkata, "Aku tidak mengira engkau, wahai Rasulullahl, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya syaithan berjalan di tubuh manusia (mengikuti peredaran) darah."

(22) Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu' Fatawa 24/276-277.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Bentuk asli jin tidak dapat dilihat oleh manusia

Bab pertama

Alam jin

Keenam:

Jin, termasuk iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita, manusia tidak bisa melihat jin (15). Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari Surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaithan-syaithan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."
(Qur-an Surah al-A'raaf: ayat 27)

Ini pernah terjadi pada masa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ingat tatkala Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu didatangi oleh syaithan, dan kisah tersebut telah saya terangkan dalam salah satu tulisan saya (16).

Bahkan sebagian 'ulama kita mengatakan, "Dahulu salah satu golongan yang membuat hadits palsu itu adalah syaithan-syaithan yang menyamar menjadi manusia." (17)

Kita tidak bisa melihat rupa jin yang aslinya, kecuali apabila mereka datang kepada kita dengan rupa yang lainnya. Oleh karena itu, banyaak penyamaran jin dan syaithan yang merupakan bentuk talbis (penipuan mereka) terhadap manusia, untuk mengganggu manusia.

Mereka datangi manusia dengan berbagai macam rupa, ada yang datang dengan rupa perempuan, apa yang kita namakan di sini dengan "kuntilanak", "gondoruwo" atau nama-nama yang lainnya, sangat bermacam-macam dan banyak sekali. Demikian juga yang laki-laki ada yang datang dengan rupa "hantu" dan yang paling kecil disebut dengan "tuyul" dan nama-nama yang lainnya yang dibuat sendiri oleh manusia. Itulah tipu daya iblis dan balatentaranya untuk menipu manusia.

Tersebarlah fitnah di permukaan bumi ini. Akibatnya manusia semakin membesarkan dan mengagungkan iblis dengan penuh rasa takut. Sehingga bangun bulu kuduk apabila disebut atau terdengar nama mereka. Itulah tipu daya iblis.

Mereka bisa menyamar dengan rupa apa saja (18). Adakalanya dia menyamar dengan menyerupai orang shalih dari 'ulama-'ulama kita yang terdahulu. Maka datanglah mereka kepada orang-orang yang bodoh. Dia menyamar sebagai para wali yang terdahulu, datang memakai gamis dan sorban, sambil memegang tasbih -rupanya si jin lupa (*) kalau tasbih itu bid'ah-. Dinasihatilah orang-orang yang tidak mengerti itu, "Wahai anakku, cucuku, aku ini wali fulan, sebarkan salam, perintahkan manusia untuk berbuat begini dan begitu, aku akan beritahu kepadamu yang manusia tidak tahu..." Seolah-olah al-Qur-an belum pernah menerangkannya. Lalu orang yang didatangi tersebut akan menyebarkan hal itu kepada manusia yang lain, dari kalangan orang-orang yang bodoh dan tidak mengerti agama. Akibatnya apa? Timbulnya pemujaan terhadap kuburan para wali tersebut. Itulah salah satu akibatnya dan begitu seterusnya tipu daya iblis itu (**).

===

(15) Maksudnya, melihat jin dalam bentuk aslinya. Adapun jika melihat mereka setelah berubah bentuk, seperti: manusia atau hewan, maka dapat dilihat, berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu yang akan datang setelah ini dan dalil-dalil yang banyak lainnya. Lihat keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah dalam kitab Fat-hul Baari' 4/489.

(16) Lihat keterangannya dalam kitab penulis yang berjudul al-Masaa-il jilid 1 halamaan 269-282 masalah yang ke 21 dan hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari nomor 2311 dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu dengan lafazh sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mewakilkan kepadaku untuk menjaga (harta) zakat Ramadhan, kemudian datanglah seseorang. Dia mengambil sebagian makanan, maka aku menangkapnya dan aku katakan (kepadanya), "Demi Allh, aku benar-benar akan menyampaikan perkaramu ini kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam." Dia menjawab, "Sungguh aku sedang butuh. Aku punya keluarga dan keperluan yang sangat mendesak." Abu Hurairah berkata, "Lalu aku melepaskannya." Kemudian sewaktu pagi, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wahai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan tawananmu semalam?" Jawabnya, "Wahaai Rasulullah, dia mengadukan keperluannya yang sangat mendesak dengan keluarganya. Karena itu aku kasihan kepadanya, maka aku lepaskan dia." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya dia telah membohongimu dan ia akan kembali." Dan aku dengan pasti bahwa dia akan kembali berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu aku pun menunggunya. Kemudian dia datang lagi menuang sebagian makanan, maka aku menangkapnya dan aku katakan (kepadanya), "Sungguh akan kusampaikan perkaramu ini kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam." Dia menjawab, "Lepaskanlah aku, karena aku sedang butuh dan punya keluarga. Aku tidak akan kembali lagi." Lalu aku kasihan kepadanya, lantas aku lepaskan dia. Kemudian sewaktu pagi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wahai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan tawananmu semalam?" Jawabku, "Wahai Rasulullah, dia telah mengeluhkan keperluan yang sangat mendesak dengan keluarganya. Karena itu aku kasihan kepadanya, maka aku lepaskan dia." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya dia telah membohongimu dan ia akan kembali lagi." Maka aku pun menunggunya untuk yang ketiga kali. Kemudian dia datang lagi mengambil sebagian makanan, maka aku pun menangkapnya, lalu aku katakan (kepadanya), "Sungguh akan kusampaikan perkaramu ini kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Dan ini merupakan yang terakhir setelah tiga kali kamu berjanji untuk tidak kembali, ternyata kamu kembali lagi!" Dia berkata, "Mari aku ajarkan kepadamu kalimat-kalimat yang karenanya Allah memberi manfaat kepadamu." Aku bertanya, "Kalimat apakah itu?" Jawabnya, "Bila kamu hendak beranjak ke tempat tidurmu, bacalah ayat kursi (Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum) sampai engkau menamatkan ayat ini. Maka dengan demikian engkau akan punya penjaga dari Allah dan tidak akan didekati syaithan hingga pagi." Karena itu aku lepaskan dia. Kemudian sewaktu pagi, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadaku, "Apa yang dikerjakan tawananmu semalam?" Aku jawab, "Wahai Rasulullah, dia mengaku mengajarkan kepadaku kalimat-kalimat yang karenanya Allah akan memberi manfaat kepadaku. Karena itu aku lepaskan dia." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apa kalimat itu?" Aku jawab, "Dia berkata kepadaku: Bila kamu hendak beranjak ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi dari pertama hingga tamat (Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum...). Selanjutnya dia berkata: Dengan demikian engkau akan punya penjaga dari Allah dan engkau tidak akan didekati syaithan hingga pagi." Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Adapun dia telah berkata yang benar (pada kali ini), padahal dia pembohong! Tahukah engkau siapa yang berbicara denganmu selama tiga malam itu?" Jawabnya, "Tidak tahu." Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Itulah syaithan."
Dari hadits ini kita mengetahui bahwasanya sifat syaithan itu adalah pembohong, walaupun terkadang dia benar, maka kita harus berhati-hati ketika berdialog dengan mereka. Wallahu a'lam.

(17) Telah disebutkan di dalam Muqoddimah kitab Shahiih Muslim 1/73 - Syarah an-Nawawi dari perkataan 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu, sebagai berikut:
'Abdullah (Ibnu Mas'ud) radhiyallaahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya syaithan itu menjelma dalam wujud seorang laki-laki, kemudian dia datang kepada sebuah kaum, dan dia menceritakan sebuah hadits dengan dusta, lalu mereka pun berpencar, maka salah seorang di antara mereka itu berkata (kepada yang lainnya lagi): 'Aku telah mendengar seseorang laki-laki yang aku ketahui mukanya, akan tetapi tidak aku ketahui namanya telah menceritakan kepadaku (sebuah hadits)."
Masih ada lagi beberapa keterangan yang lainnya, siapa yang ingin untuk mengetahuinya lebih banyak, maka bacalah Muqoddimah kitab Shahiih Muslim.

(18) Dikecualikan rupa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam mimpi, berdasarkan banyak dalil dalam Sunnah. Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh Anas radhiyallaahu 'anhu dalam kitab Shahiih al-Bukhari nomor 6993 dan Imam Muslim nomor 2266:
"Siapa yang bermimpi melihatku, maka dia telah melihatku, karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku."
Juga telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Jabir bin 'Abdillah radhiyallaahu 'anhum ajma'in.

(*) komentarku (Abu Sahla -baitulkahfi-): atau sengaja menyebarkan bid'ah kepada orang muslim yang bodoh, agar manusia bodoh itu menyangka bahwa tasbih itu adalah sunnah karena dipakai oleh wali (yang sebenarnya adalah jin) yang datang kepadanya.

(**) komentarku (Abu Sahla): dan akibat lainnya adalah diyakininya orang yang mengaku didatangi wali (yang sebenarnya adalah jin) tersebut sebagai orang yang memiliki kelebihan "ghaib" lalu orang itu mengobati orang lain dengan pengobatan yang menyimpang dan berdakwah tanpa 'ilmu.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Manusia lebih mulia daripada jin

Bab pertama

Alam jin

Kelima:

Mana yang lebih mulia antara manusia dan jin? Saya tidak ragu lagi untuk mengatakan bahwa manusia lebih mulia daripada jin. Bahkan sebagian 'ulama kita mengatakan bahwa manusia lebih mulia dari Malaikat, walaupun hal ini masih diperselisihkan (14). Akan tetapi tentang jin, saya belum pernah menemukan perselisihan di antara para 'ulama bahwa manusia itu lebih mulia kedudukannya daripada jin.

Adapun ketaqwaannya, maka berlakulah keumuman firman Allah dalam Qur-an surah al-Hujuraat ayat 13:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Manusia yang durhaka dengan jin yang taqwa, lebih mulia jin. Apabila ditinjau dari jenisnya, maka tidak diragukan lagi bahwa manusia itu lebih mulia daripada jin, dalilnya adalah firman Allah dalam Qur-an surah al-Baqarah ayat 34:

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam,' maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."

Oleh karena itu apabila ada manusia yang memohon pertolongaan kepada jin, maka ia membuat jin semakin sombong, takabur dan besar kepala. Allah berfirman dalam Qur-an surah al-Jin ayat 6:

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta pertolongan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."

Ayat ini juga menunjukkan bahwa jin itu ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, sama seperti manusia, sebagaimana yang akan saya terangkan, insya Allahu Ta'ala.

Ayat ini juga menceritakan perbuatan orang-orang jahiliyah, yakni apabila mereka hendak melewati suatu lembah, mereka memohon kepada penunggu lembah tersebut (yaitu jin) supaya mereka dapat terhindar dari marabahaya. Perbuatan ini persis seperti yang dilakukan sebagian kaum kita. Ketika sebagian kaum kita hendak membangun jembatan, maka disediakanlah kepala kerbau untuk memohon perlindungan dari marabahaya kepada penunggu jembatan tersebut dan yang seperti ini banyak sekali. Jika mereka hendak buang air kecil di pohon-pohon yang dianggap keramat dan ada penunggunya dari kalangan jin, mereka harus mengucapkan "numpang-numpang" sebanyak tiga kali, begitulah yang terjadi pada kaum kita.

Perbuatan-perbuatan seperti itulah yang membuat jin semakin besar kepala dan bangga. Mengapa manusia yang lebih mulia meminta kepada yang lebih rendah darinya? Padahal telah kita ketahui di atas bahwa manusia lebih mulia daripada jin dan apabila seseorang memohon pertolongan kepada yang lainnya, berarti dia telah merendahkan diri kepada orang yang dimohonnya itu.

Ayat yang mulia ini memberikan pelajaran yang sangat tinggi sekali kepada kita, agar kita tidak sekali-kali meminta perlindungan kepada jin.

===

(14) Lihat kitab Tafsir al-Qurthubi ketika menafsirkan surah al-Baqarah ayat 34, kemudian Syaikh Abu Bakar al-Jazairi dalam kitabnya 'Aqidatul Mu'min halaman 218 berkata:
"Jin itu lebih rendah derajatnya dan kemuliaannya dari manusia, walaupun jin yang shalih sekalipun, berdasarkan firman Allah:
'Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluq yang telah Kami ciptakan.' (Qur-an Surah al-Israa': ayat 70)
Belum pernah ada pemuliaan seperti ini dalam satupun kitab-kitab suci, maupun dalam sabda seorang Rasul dari Rasul-rasul Allah 'alaihimush shalatu wa sallam.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi-bagi

Bab pertama

Alam jin

Keempat:

Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi-bagi, sehingga iblis termasuk salah satu bangsa jin. Allah 'Azza wa Jalla berfirman dalam surah al-Kahfi ayat 50:

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam,' maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin selain daripada Aku, sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim."

Berdasarkan ayat yang mulia ini, kita ketahui bahwa jin mempunyai bangsa yang demikian besar dan mereka terbagi-bagi. Dan iblis adalah salah satu bagian dari bangsa jin (13). Dan jin yang mengikuti iblis itulah yang kafir.

===

(13) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah dalam kitab Majmu' Fatawa 4/235 berpendapat, "Bahwasanya iblis itu merupakan asal-usul jin, sebagaimana juga Adam adalah asal manusia." Namun tidak ada keterangan yang menerangkan demikian, bahkan ayat di atas jelas sekali menyatakan bahwa iblis itu dari jin. Allahu a'lam.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, daun bidara cina, daun bidara cina, daun bidara cina, daun bidara cina, daun bidara cina, daun bidara cina, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Alam jin: Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia

Bab pertama

Alam jin

Ketiga:

Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam surah al-Hijr ayat 26-27:

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."

Dari ayat di atas kita ketahui bahwa jin diciptakan lebih dahulu daripada manusia. (12)

===

(12) Lihat kitab 'Alamul jin wa syayathiin, karya Dr. Sulaiman al-Asyqar halaman 11.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,