Alam jin: Bentuk asli jin tidak dapat dilihat oleh manusia

Bab pertama

Alam jin

Keenam:

Jin, termasuk iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita, manusia tidak bisa melihat jin (15). Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari Surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaithan-syaithan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."
(Qur-an Surah al-A'raaf: ayat 27)

Ini pernah terjadi pada masa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ingat tatkala Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu didatangi oleh syaithan, dan kisah tersebut telah saya terangkan dalam salah satu tulisan saya (16).

Bahkan sebagian 'ulama kita mengatakan, "Dahulu salah satu golongan yang membuat hadits palsu itu adalah syaithan-syaithan yang menyamar menjadi manusia." (17)

Kita tidak bisa melihat rupa jin yang aslinya, kecuali apabila mereka datang kepada kita dengan rupa yang lainnya. Oleh karena itu, banyaak penyamaran jin dan syaithan yang merupakan bentuk talbis (penipuan mereka) terhadap manusia, untuk mengganggu manusia.

Mereka datangi manusia dengan berbagai macam rupa, ada yang datang dengan rupa perempuan, apa yang kita namakan di sini dengan "kuntilanak", "gondoruwo" atau nama-nama yang lainnya, sangat bermacam-macam dan banyak sekali. Demikian juga yang laki-laki ada yang datang dengan rupa "hantu" dan yang paling kecil disebut dengan "tuyul" dan nama-nama yang lainnya yang dibuat sendiri oleh manusia. Itulah tipu daya iblis dan balatentaranya untuk menipu manusia.

Tersebarlah fitnah di permukaan bumi ini. Akibatnya manusia semakin membesarkan dan mengagungkan iblis dengan penuh rasa takut. Sehingga bangun bulu kuduk apabila disebut atau terdengar nama mereka. Itulah tipu daya iblis.

Mereka bisa menyamar dengan rupa apa saja (18). Adakalanya dia menyamar dengan menyerupai orang shalih dari 'ulama-'ulama kita yang terdahulu. Maka datanglah mereka kepada orang-orang yang bodoh. Dia menyamar sebagai para wali yang terdahulu, datang memakai gamis dan sorban, sambil memegang tasbih -rupanya si jin lupa (*) kalau tasbih itu bid'ah-. Dinasihatilah orang-orang yang tidak mengerti itu, "Wahai anakku, cucuku, aku ini wali fulan, sebarkan salam, perintahkan manusia untuk berbuat begini dan begitu, aku akan beritahu kepadamu yang manusia tidak tahu..." Seolah-olah al-Qur-an belum pernah menerangkannya. Lalu orang yang didatangi tersebut akan menyebarkan hal itu kepada manusia yang lain, dari kalangan orang-orang yang bodoh dan tidak mengerti agama. Akibatnya apa? Timbulnya pemujaan terhadap kuburan para wali tersebut. Itulah salah satu akibatnya dan begitu seterusnya tipu daya iblis itu (**).

===

(15) Maksudnya, melihat jin dalam bentuk aslinya. Adapun jika melihat mereka setelah berubah bentuk, seperti: manusia atau hewan, maka dapat dilihat, berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu yang akan datang setelah ini dan dalil-dalil yang banyak lainnya. Lihat keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah dalam kitab Fat-hul Baari' 4/489.

(16) Lihat keterangannya dalam kitab penulis yang berjudul al-Masaa-il jilid 1 halamaan 269-282 masalah yang ke 21 dan hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari nomor 2311 dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu dengan lafazh sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mewakilkan kepadaku untuk menjaga (harta) zakat Ramadhan, kemudian datanglah seseorang. Dia mengambil sebagian makanan, maka aku menangkapnya dan aku katakan (kepadanya), "Demi Allh, aku benar-benar akan menyampaikan perkaramu ini kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam." Dia menjawab, "Sungguh aku sedang butuh. Aku punya keluarga dan keperluan yang sangat mendesak." Abu Hurairah berkata, "Lalu aku melepaskannya." Kemudian sewaktu pagi, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wahai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan tawananmu semalam?" Jawabnya, "Wahaai Rasulullah, dia mengadukan keperluannya yang sangat mendesak dengan keluarganya. Karena itu aku kasihan kepadanya, maka aku lepaskan dia." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya dia telah membohongimu dan ia akan kembali." Dan aku dengan pasti bahwa dia akan kembali berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu aku pun menunggunya. Kemudian dia datang lagi menuang sebagian makanan, maka aku menangkapnya dan aku katakan (kepadanya), "Sungguh akan kusampaikan perkaramu ini kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam." Dia menjawab, "Lepaskanlah aku, karena aku sedang butuh dan punya keluarga. Aku tidak akan kembali lagi." Lalu aku kasihan kepadanya, lantas aku lepaskan dia. Kemudian sewaktu pagi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Wahai Abu Hurairah, apa yang dikerjakan tawananmu semalam?" Jawabku, "Wahai Rasulullah, dia telah mengeluhkan keperluan yang sangat mendesak dengan keluarganya. Karena itu aku kasihan kepadanya, maka aku lepaskan dia." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya dia telah membohongimu dan ia akan kembali lagi." Maka aku pun menunggunya untuk yang ketiga kali. Kemudian dia datang lagi mengambil sebagian makanan, maka aku pun menangkapnya, lalu aku katakan (kepadanya), "Sungguh akan kusampaikan perkaramu ini kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Dan ini merupakan yang terakhir setelah tiga kali kamu berjanji untuk tidak kembali, ternyata kamu kembali lagi!" Dia berkata, "Mari aku ajarkan kepadamu kalimat-kalimat yang karenanya Allah memberi manfaat kepadamu." Aku bertanya, "Kalimat apakah itu?" Jawabnya, "Bila kamu hendak beranjak ke tempat tidurmu, bacalah ayat kursi (Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum) sampai engkau menamatkan ayat ini. Maka dengan demikian engkau akan punya penjaga dari Allah dan tidak akan didekati syaithan hingga pagi." Karena itu aku lepaskan dia. Kemudian sewaktu pagi, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadaku, "Apa yang dikerjakan tawananmu semalam?" Aku jawab, "Wahai Rasulullah, dia mengaku mengajarkan kepadaku kalimat-kalimat yang karenanya Allah akan memberi manfaat kepadaku. Karena itu aku lepaskan dia." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apa kalimat itu?" Aku jawab, "Dia berkata kepadaku: Bila kamu hendak beranjak ke tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi dari pertama hingga tamat (Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum...). Selanjutnya dia berkata: Dengan demikian engkau akan punya penjaga dari Allah dan engkau tidak akan didekati syaithan hingga pagi." Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Adapun dia telah berkata yang benar (pada kali ini), padahal dia pembohong! Tahukah engkau siapa yang berbicara denganmu selama tiga malam itu?" Jawabnya, "Tidak tahu." Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Itulah syaithan."
Dari hadits ini kita mengetahui bahwasanya sifat syaithan itu adalah pembohong, walaupun terkadang dia benar, maka kita harus berhati-hati ketika berdialog dengan mereka. Wallahu a'lam.

(17) Telah disebutkan di dalam Muqoddimah kitab Shahiih Muslim 1/73 - Syarah an-Nawawi dari perkataan 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu, sebagai berikut:
'Abdullah (Ibnu Mas'ud) radhiyallaahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya syaithan itu menjelma dalam wujud seorang laki-laki, kemudian dia datang kepada sebuah kaum, dan dia menceritakan sebuah hadits dengan dusta, lalu mereka pun berpencar, maka salah seorang di antara mereka itu berkata (kepada yang lainnya lagi): 'Aku telah mendengar seseorang laki-laki yang aku ketahui mukanya, akan tetapi tidak aku ketahui namanya telah menceritakan kepadaku (sebuah hadits)."
Masih ada lagi beberapa keterangan yang lainnya, siapa yang ingin untuk mengetahuinya lebih banyak, maka bacalah Muqoddimah kitab Shahiih Muslim.

(18) Dikecualikan rupa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam mimpi, berdasarkan banyak dalil dalam Sunnah. Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh Anas radhiyallaahu 'anhu dalam kitab Shahiih al-Bukhari nomor 6993 dan Imam Muslim nomor 2266:
"Siapa yang bermimpi melihatku, maka dia telah melihatku, karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku."
Juga telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Jabir bin 'Abdillah radhiyallaahu 'anhum ajma'in.

(*) komentarku (Abu Sahla -baitulkahfi-): atau sengaja menyebarkan bid'ah kepada orang muslim yang bodoh, agar manusia bodoh itu menyangka bahwa tasbih itu adalah sunnah karena dipakai oleh wali (yang sebenarnya adalah jin) yang datang kepadanya.

(**) komentarku (Abu Sahla): dan akibat lainnya adalah diyakininya orang yang mengaku didatangi wali (yang sebenarnya adalah jin) tersebut sebagai orang yang memiliki kelebihan "ghaib" lalu orang itu mengobati orang lain dengan pengobatan yang menyimpang dan berdakwah tanpa 'ilmu.

===

http://baitulkahfitangerang.blogspot.com/

daun bidara, daun bidara cina, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, jual daun bidara, kegunaan daun bidara, khasiat daun bidara, mandi daun bidara, manfaat daun bidara, pokok daun bidara, serbuk daun bidara,

Popular Posts